Oleh : Dharma Leksana, S.Th., M.Si. – Pendiri Media Online Warta Gereja dan walewangko.com
Walewangko – Jakarta, Tema tentang Kerajaan Allah memang selalu menarik untuk didiskusikan. Untuk memahami bagaimana caranya “Membangun Kerajaan Allah di Era Digital” seperti diskusi kita ini maka kita harus mengetahui dahulu bagaimana konsep Kerajaan Allah dalam kitab kitab Injil ? Bagaimana Injil Sinoptik bercerita tentang Kerajaan Allah ? Apa tindakan dan peran Yesus Kristus dalam kerajaan Allah? Kemudian kita akan bergerak untuk membangun Kerajaan Allah di era digital itu seperti apa ?
Mengutip beberapa sumber dan diskusi teologi serta beberapa makalah tentang ekklesiologi dapat disampaikan bahwa Doktrin mengenai kerajaan Allah itu didasarkan dalam beberapa ayat kitab injil yang berbicara tentang kerajaan Allah: Misalnya dalam Mat. 6:10 yang berbunyi “Datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu dibumi seperti disorga. Mat. 6:33 “Tetapi carilah dahuluh kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”.
Selain kitab injil, tulisan-tulisan Rasul Paulus kebeberapa jemaat juga mencantumkan tentang kerajaan Allah. Misalnya Rom. 14:17 “Sebab kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita oleh Roh Kudus.1
- Pengertian Kerajaan Allah
Sebelum mengenal lebih dalam mengenai kerajaan Allah, perlulah untuk mengetahui bagaimana konsep kerajaan Allah menurut parah Ahli.
Berikut terdapat beberapa pendapat yang memberikan defenisi tentang kerajaan Allah. Pertama, menurut Gordon Fee yang juga dikutip oleh Glen dan David dalam buku etika Kerajaan, mengatakan bahwa kerajaan Allah adalah suatu peristiwa masa depan sekaligus sebagai suatu realitas pada masa kini.
Kedua, menurut George Eldon Ladd, mengatakan bahwa kerajaan Allah itu adalah pemerintahan tertinggi Allah, namun pemerintahanNya itu terwujud dalam tahapan yang berbeda-beda sepanjang sejarah penebusan, dan manusia dapat masuk kedalam kerajaan Allah melalui beberapa tahap pewujudan dan kemudian mengalami berkat-berkat pemerintahanNya dalam kadar-kadar yang berbeda-beda yang lazim disebut oleh orang-orang adalah kerajaan Allah yang akan datang ketika Allah datang untuk kedua kalinya. Namun, kerajaan Allah itu nyata dalam hidup manusia dan orang-orang yang percaya kepadaNya akan mengalami berkat berkat Allah dalam hidupnya.2
Ketiga, menurut Abert Schweitzer yang juga dikuti oleh Eldon Ladd dalam bukunya tentang injil kerajaan, dia mengatakan bahwa kerajaan Allah bukanlah kenyataan yang secara rohani atau keadaan yang terjadi sekarang ini, tetapi kerajaan Allah itu merupakan suatu kenyataan yang akan datang dan yang bersifat adikodrati.
Keempat, Grame Goldsworthy dan Donal Guthrie mengatakan bahwa kerajaan Allah itu menunjuk kepada masa yang akan datang, dan perwujudan itu akan lengkap pada masa kerajaan yang akan datang, tetapi sudah diwakili pada masa yang sekarang di dalam jemaat.3
Dari beberapa pendapat tersebut mengenai konsep kerajaan Allah, jelas terdapat perbedaan di antara para penulis dan para teolog.
Jika dilihat dari injil sinoptik mengenai konsep kerajaan Allah, maka terdapat beberapa ayat yang kelihatannya juga saling bertentangan satu dengan yang lain. Tetapi sebenarnya memiliki maksud yang sama. Akan tetapi jika dilihat dari pendapat-pendapat diatas dan juga melihat dari sisi Alkitab, maka sebenarnya kerajaan Allah itu adalah pemerintahan Allah yang telah memasuki zaman ini melalui kehadiran Yesus dan akan sempurna pada kedatanganNya yang kedua kali.
B. Kerajaan Allah dalam injil sinoptik Konsep mengenai kerajaan Allah itu terlihat secara nyata dalam kitab-kitab perjanjian baru, mulai dari kitab Matius sampai pada kitab Wahyu.
Jika dilihat secara gamblang, maka ayat-ayat itu terlihat saling bertentangan. Tetapi, jika dimaknai lebih dalam dan melalui penafsiran, maka akan terlihat secara nyata mengenai konsep yang benar tentang kerajaan Allah.
Konsep tentang kerajaan Allah itu, secara keseluruhan dijelaskan oleh kitab injil Sinoptik. Namun, juga dijelaskan oleh Rasul Paulus dalam tulisannya kepada beberapa jemaat hingga sampai kepada tulisan Yohanes dalam Wahyu.4
Injil Matius
Dalam injil Matius, seruan pertama tentang kerajaan Allah dimulai oleh Yohanes pembaptis yang menyerukan kepada orang-orang Israel pada saat itu untuk bertobat sebab kerajaan sorga sudah dekat (Mat. 3:1-2).
Dalam injil Matius Yesus tampil untuk pertama kalinya di Galilea ketika penangkapan Yohanes Pembaptis. Dia mengatakan hal yang sama dengan Yohanes Pembaptis yaitu tentang pertobatan dan kerajaan Sorga (Mat. 4: 12-17).
Dalam injil Matius, konsep mengenai kerajaan Allah itu tidak menggunakan konsep Kerajaan Allah Tetapi lebih banyak menggunakan kerajaan sorga. Menurut beberapa pendapat mengatakan bahwa hal ini merupakan ekspresi dari Matius sebagai seorang Yahudi yang menulis kitab ini dengan tujuan untuk menghindari pemakaian kata Allah yang menurutnya itu sangat Kudus.5
Ada banyak cara yang dilakukan oleh Tuhan Yesus dalam menunjukkan kerajaan Allah. Yesus Kristus seringkali memberitakan Kerajaan Allah lewat penyembuhan terhadap sakit penyakit dan kelemahan dan juga mengusir setan-setan.
Dalam hal ini, Yesus kembali sedang mengerjakan pekerjaan tentang kerajaan Allah yang saat itu juga orang-orang Yahudi sedang mengalaminya. Tetapi mereka belum mengerti secara penuh mengenai konsep Kerajaan Allah itu, di mana Yesus menunjukkan bahwa dirinya mengusir roh jahat dengan kuasa Roh Allah di situlah sebenarnya Allah menunjukkan kehadiran Kerajaan Allah karena hal itu merupakan pekerjaan kerajaan surga.6
Di samping Tuhan Yesus melakukan berbagai mujizat terhadap orang-orang Yahudi dalam menunjukkan kerajaan Allah, Yesus juga mengajarkan murid-muridNya mengenai Kerajaan Allah dalam perilaku yang etis. Perilaku etis ini digambarkan dalam Matius 5 tentang kelemahlembutan dan kerendahan hati manusia yang kemudian menunjukkan tentang Kerajaan Allah.
Menurut Leon Morris mengatakan bahwa orang-orang yang mempunyai sifat-sifat itulah yang akan memiliki Kerajaan Allah yaitu miskin dihadapan Allah, karena dianiaya, dan bersifat seperti kanak-kanak. Tetapi Yesus juga menegaskan bahwa mereka tidak akan masuk ke dalam kerajaan sorga jika hidup keagamaan mereka tidak lebih benar.
Di dalam Injil Matius terdapat empat belas perumpamaan yang Yesus ajarkan. Leon Morris juga mengatakan bahwa perumpamaan-perumpamaan menjadi suatu pelajaran yang menarik di mana Yesus menampilkan aspek-aspek penting mengenai Kerajaan Allah itu, untuk mengerti dan mengenal tentang konsep Kerajaan Allah, maka seseorang harus memahami tentang perumpamaan-perumpamaan yang Yesus ajarkan. 7
Konsep mengenai Kerajaan Allah juga sering diajarkan oleh Yesus Kristus dalam bentuk perumpamaan. Sebenarnya perumpamaan-perumpamaan yang Yesus ajarkan dalam Injil Matius hendak menjelaskan bahwa Kerajaan Allah sudah datang diantara manusia. Namun, manusia seringkali menolaknya. Sehingga Kerajaan itu tidak mengalami keberhasilan karena semua orang tidak menerimaNya. Tetapi Kerajaan Allah itu tetap bekerja di dalam diri manusia dan Allah pun tidak memaksa umat manusia untuk tunduk kepada kerajaan tersebut tetapi mereka diberikan kebebasan apakah mau menerima Kerajaan Allah itu dengan rendah hati atau dengan kehendak mereka sendiri.8
Sebenarnya kehadiran Kerajaan Allah itu sudah dimulai sejak kehadiran Yesus ke dalam dunia ini. Akan tetapi, kehadiranNya itu masih bersifat rahasia dimana ia tidak hadir dalam kekuasaan penuh melainkan bekerja secara diam-diam dalam kehidupan setiap umat secara terbuka yang mau menerima Kerajaan Allah itu.
Disamping itu, Kerajaan Allah yang akan datang untuk kedua kalinya juga dijelaskan dalam Injil Matius yang diawali dengan munculnya Mesias-Mesias palsu, adanya perang dan keributan antar bangsa, adanya penganiayaan, adanya kemurtadan, munculnya nabi-nabi palsu, menurunnya kualitas kasih dan Injil palsu yang akan disampaikan kepada mereka.
Hendri mengatakan bahwa untuk mengenal akan Kerajaan Allah yang datang kedua kalinya tidak perlu manusia membuang waktu untuk meneliti akan kisah waktu dan kapan Kerajaan Allah itu datang tetapi cukuplah dengan memperhatikan tanda-tanda zaman sesuai yang dijelaskan oleh Yesus Kristus.
Jadi, sebenarnya dari penjelasan tersebut, makna dari kerajaan Allah adalah segala perbuatan dan tindakan yang Yesus lakukan selama Dia ada dalam dunia ini. Tindakan tindakan yang Yesus lakukan dalam mengambarkan dan menjelaskan konssep kerajaan Allah itu adalah melalui perumpamaan, melalui ajaran, mealui khotbah dan mujizat-mujizat.
Allah hendak memberikan pengetahuan kepada umatNya mengenai bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh kerajaan Allah itu tetapi kadang kala mereka tidak mau mendengarkanNya bahkan mengusir mereka. Tetapi semua yang Yesus Kristus lakukan hendak memberikan gambaran bahwa barangsiapa yang mau memperoleh kerajaan Allah hendaklah dia menjadi pengikutnya.
Injil Markus
Pelayanan Yesus dalam Injil Markus dimulai di Galilea setelah Yohanes ditangkap dalam Markus 1:14-15 di situ ada seruan yang ditulis oleh Markus yang disampaikan oleh Yohanes yang berbunyi, “waktunya telah genap Kerajaan Allah sudah dekat.”
Dalam seruan ini ada hal menarik yang dituliskan oleh Markus, Salah satu tokoh yang berkomentar tentang hal ini yaitu Samuel Benyamin dia mengatakan bahwa: “Jika kita memperhatikan rumusan kalimat tersebut dalam Injil Markus maka jelas bahwa rumusan itu disusun dalam bentuk kalimat perfect.
Bentuk kalimat itu menandai suatu kontinuitas aksi yang terjadi pada waktu tertentu di masa lampau dan berlangsung terus hingga masa kini. Markus melihat ke masa lampau di mana pelayanannya di Galilea yang memahami bahwa dalam diri Yesus Kristus, Kerajaan Allah telah tiba. Namun Ia juga menyadari bahwa kerajaan itu telah berlangsung hingga masa kini.
Dalam kaitannya Markus menekankan suatu eskatologi yang telah terwujud sebagai kunci hermeneutik dalam teologinya. Sebab menurutnya, dengan mulainya pelayanan Yesus di Galilea maka waktu penggenapan itu telah tiba. Permulaan baru sedang akan dimulai, permulaan baru itu adalah membela masuknya kerajaan Allah dalam sejarah manusia”.9
Hal inilah yang menjadi keunikan tersendiri dalam catatan Markus dibandingkan dengan Injil yang lain tentang penjelasan Kerajaan Allah tersebut.
Menurut Samuel Hakh menyatakan bahwa terjemahan ini menggambarkan tentang aspek masa kini dan juga aspek yang akan datang tentang kerajaan tersebut. Kerajaan Allah itu telah datang dalam sejarah. Pemerintahan Allah telah berlaku dan waktu yang telah ditetapkan itu telah genap. Meskipun begitu, pemenuhan secara sempurna belum tiba karena permainan itu masih ada di depan.
Jadi, dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kerajaan Allah yang dilihat sebagai pemerintahan Allah sebenarnya sudah berlaku pada masa kini meskipun masih memiliki aspek dimana hal itu akan terwujud secara penuh di masa yang akan datang lewat kedatanganNya yang kedua kali. Kehadiran Kerajaan Allah Pada masa kini masih bersifat rahasia bagi manusia.10
Hadirnya Kerajaan Allah ke dalam dunia ini menghadapi pertentangan yaitu kerajaan iblis. Dalam Markus 1:21-28 menceritakan bahwa Yesus sedang berada dalam sebuah rumah ibadat di Kapernaum dan di sana ada seorang yang kerasukan roh jahat. Ketika melihat Yesus, orang itu berteriak apa urusanMu dengan kami, Yesus orang nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau yang kudus dari Allah.
Dari teks tersebut jelas menggambarkan bahwa kehadiran Allah merupakan benturan bagi kerajaan iblis. Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang digambarkan oleh Markus tentang pertentangan antara Kerajaan Allah dan kerajaan setan.
Dari sini dapat kita ketahui bahwa orang-orang yang dirasuki setan tersebut langsung mengenal Yesus Kristus sebagai anak Allah dan bagaimana tindakan mereka atau ketakutan mereka terhadap penghukuman yang Yesus akan berikan kepada mereka. Penguasaan kerajaan dunia tidak mampu melawan Kerajaan Allah 11 Penguasa kerajaan dunia telah lemah oleh datangnya Kerajaan Allah walaupun belum sepenuhnya dinampakkan.
Pengajaran tentang kerajaan Allah di Jelaskan oleh Markus dalam kitabnya melalui perumpamaan-perumpamaan, misalnya perumpamaan tentang seorang penabur, perumpamaan tentang benih yang tumbuh, dan perumpamaan-perumpamaan lainnya yang menjelaskan tentang Kerajaan Allah.
Perumpamaan tentang benih yang tumbuh itu memiliki makna sebenarnya bahwa pekerjaan Kerajaan Allah itu dikerjakan oleh Allah sendiri, manusia tidak tahu bagaimana ia bertumbuh dan berbuah.
Mengenai kedatangan Yesus Kristus yang kedua kaliNya, hal tersebut dijelaskan oleh Markus sebagaimana dijelaskan oleh Matius dan Lukas.
Markus menjelaskan secara terang-terangan mengenai kerajaan yang dibawah oleh Yesus Kristus tersebut. Markus juga secara simple menjelaskan dengan sangat sederhana mengenai pekerjaan Kerajaan Allah itu sedang dikerjakan di dalam dunia oleh Yesus Kristus.12
Jadi, berdasarkan teks tersebut, maka makna kerajaan Allah yang sebenarnya dimaksudkan oleh injil Markus adalah bahwa kerajaan Allah itu adalah pekerjaan Allah sendiri. Manusia tidak perluh repot-repot dan bersusah-susah mengusahakan dan mengerjakan kerajaan Allah itu karena kerajaan Allah itu sendiri telah dikerjakan oleh Allah sendiri di dalam diri Yesus Kristus.
Manusia tidak mengetahui bagaimana kerajaan Allah itu bertumbuh dan berbuah tetapi manusia akan menikmatinya pada kerajaan Allah yang akan dinyatakan pada kedatangan Yesus Kristus yang kedua kalinya.
Injil Lukas
Cara pengutipan yang Lukas lakukan berbeda dengan cara Markus mengutip. Tetapi Samuel Hakh menjelaskan bahwa hal ini bukan berarti bahwa Lukas mengabaikan pemberitaan tentang kerajaan Allah sebagai pokok pemberitaan Yesus mengenai Kerajaan Allah juga dijelaskan oleh Card Sebagai tambahan terhadap pendapat yang ditulis oleh Markus.
Dalam Lukas 4:43, 8:1 dan 9:11 Yesus berkata bahwa juga di kota-kota lain aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah aku diutus. Dan juga dalam pasal 9:11 berkata bahwa Ia menerima mereka dan berkata-kata kepada mereka tentang kerajaan Allah dan ia menyembuhkan orang-orang yang memerlukan penyembuhan. Tuhan Yesus menjelaskan bahwa siapa saja yang menerima pengajaran dan misiNya berarti dia sudah masuk Kerajaan Allah pada saat ini (Lukas 16:16).
Jadi dapat disimpulkan bahwa Lukas juga memberi penekanan tentang kerajaan Allah yang berbeda dengan penekanan oleh Matius dan Markus di mana Lukas melakukan penekanan tentang aksi atau tindakan Allah tentang pemberitaan tentang Kerajaan Allah.
Tetapi disamping itu, Lukas juga sependapat bahwa sebenarnya Kerajaan Allah itu sedang dikerjakan pada masa kini dan akan dinampakkan secara penuh pada masa yang akan datang.13
Berdasarkan penjelasan dari kitab sinoptik atau kitab-kitab Injil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa para penulis Kitab Injil sinoptik memberikan perhatian yang serius terhadap proses pekerjaan Kerajaan Allah, dan ketiga Injil tersebut sama-sama sependapat bahwa Kerajaan Allah itu telah ditampilkan melalui kehadiran Yesus Kristus ke dalam dunia.
Yesus dalam menampakan Kerajaan Allah tidak hanya melalui pengajaran tetapi juga melalui tindakan dan pelayananNya terhadap umatNya sendiri. Tetapi meskipun Kerajaan Allah itu telah dilihat secara nyata dan telah dipercaya hingga sampai saat ini, Namun Kerajaan Allah itu terus bekerja secara rahasia sampai kepada suatu masa dimana Kerajaan Allah akan tampil dalam kesempurnaannya dan orang-orang percaya akan mengalami kepenuhan oleh berkat Kerajaan Allah itu.14
Jadi, berdasarkan hasil pembahasan tersebut, maka makna kerajaan Allah menurut injil Lukas yang dimaksudkan adalah dasar dari pemerintahan Allah sendiri. Yesus Kristus diutus kedalam dunia dengan tujuan untuk menjalankan dan memberitakan konsep kerajaan Allah itu kepada semua umat.
Tetapi, konsep kerjaan Allah itu belum sepenuhnya di dampakkan dalam Yesus Kristus, tetapi semua umat telah mengalaminya sejak kedatangan Yesus Kristus kedalam dunia, dan konsep kerajaan Allah itu akan di nampakkan secara jelas saat kedatangan Yesus Kristus yang kedua kalinya.
C. Kerajaan Allah berdasarkan Injil sinoptik
Mempelajari tentang kitab Injil sinoptik mengenai Kerajaan Allah ada beberapa hal yang ditekankan didalamnya mengenai aspek Kerajaan Allah, yaitu diantaranya soteriologis, eklesiologis, moral etis, dan lain sebagainya.
Hal-hal yang yang perlu ditekankan dalam kitab Injil sinoptik mengenai Kerajaan Allah di antaranya sebagai berikut:
Persamaan dan perbedaan gagasan tentang Kerajaan Allah
Kitab Injil Matius, Markus dan Lukas sama-sama mencatat gagasan dan poin-poin tentang hal penting mengenai Kerajaan Allah tersebut.
Di dalam Matius 4:12-17 juga Markus 1:14-15 dan Lukas 4:14-15 memiliki kesamaan dalam hal pengajaran Yesus tentang kerajaan Allah lewat pemberitaanNya. Matius dan Markus memiliki penampilan pemberitaan Yesus dengan kalimat bertobat Karena kerajaan sorga sudah dekat meskipun gaya penulisan masing-masing tetapi makna dan intinya sama-sama tentang pertobatan dan Kerajaan Allah.
Sedangkan bagi Lukas, memiliki pandangan yang tidak menulis tentang kata bertobat ataupun Kerajaan Allah. Tetapi, dia mensejajarkan antara berita Allah dengan kabar yang tersiar yang dilakukan oleh Yesus Kristus. Lukas mencatat dalam kitabnya yang berbunyi bahwa dalam kuasa Roh Allah kembalilah Yesus ke Galilea dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu. Sementara itu ia mengajar di rumah-rumah ibadat dan semua orang memuji Dia.
Lukas 4:14-15. Disini bukan berarti bahwa Lukas memiliki pandangan yang berbeda terhadap kedua kitab Injil lainnya. Tetapi, Lukas menyusun injilNya serupa dengan Markus dan juga sama-sama berbicara tentang pekerjaan Kerajaan Allah. Hanya saja Lukas menambahkan pemahaman secara pribadi tentang nuansa yang berbeda dari tulisannya.15
Penggunaan istilah Kerajaan Allah dalam ketiga kitab Injil tersebut memiliki perbedaan dan konsep masing-masing penulis. Markus dan Lukas konsisten menggunakan kata tersebut. Tetapi, Matius menggantikan dengan istilah kerajaan sorga.
Istilah Kerajaan Allah dan kerajaan sorga mempunyai arti yang sebenarnya sama. Markus dan Lukas menyukai menggunakan istilah Kerajaan Allah sedangkan Matius lebih menyukai pemakaian kerajaan sorga daripada kerajaan adalah Leon Morris mengatakan bahwa Matius menggunakan lima kali kata tentang kerajaan Allah dan kerajaan sorga dipakainya sebanyak tiga puluh dua kali.
Hal ini terjadi karena pada saat itu orang-orang Yahudi menggunakan nama Allah itu atau memandang nama itu sebagai yang Maha Kuasa sehingga hal ini dilakukan oleh Matius sebagai ciri khas orang Yahudi dalam menghindari penggunaan nama Allah. Jadi perbedaan kedua istilah tersebut muncul bukan karena makna yang ingin disampaikan melainkan lebih kepada latar belakang ke Yahahudian yang diamati oleh penulis. Kedua istilah tersebut samasama memiliki makna dan arti yang sama tanpa ada perbedaan.16
Dalam Matius 12:28 dan Lukas 11:20 ada teks yang mengatakan bahwa jika aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Tetapi dalam Markus 3:26 istilah lain yang digunakan oleh penulis yaitu mengatakan bahwa sudah tiba kesudahanNya. Tetapi sebenarnya ketiga Injil tersebut sama sama menyoroti tentang kerajaan Allah ataupun kerajaan surga yang telah datang ke dalam dunia.
Geoore berkata bahwa tindakan Allah dalam mengusir roh jahat adalah sebagai bukti bahwa sebenarnya Kerajaan Allah sudah datang dan sedang dikerjakan di antara umat manusia, dan pekerjaan Kerajaan Allah itu dilakukan sendiri oleh Allah.17
Tetapi meskipun ketiga Injil telah sepakat bahwa kerajaan Allah itu telah datang ke dalam dunia, namun mereka juga menulis tentang kedatangan Yesus yang kedua kalinya pada masa yang akan datang sebagai pemenuhan dari janji-janji berkat tentang kerajaan Allah yang dinyatakan secara sempurna.
Eldon mengutip dari Matius 12:32 dikatakan bahwa Apabila seseorang mengatakan sesuatu, yang menentang anak manusia ia akan diampuni tetapi jika ia menentang Roh Kudus ia tidak akan diampuni di dunia ini tidak dan di dunia yang akan datang pun tidak.
Dari teks tersebut mengatakan bahwa sebenarnya realitas kehidupan manusia itu ditentukan pada masa sekarang dan juga pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, manusia tidak perlu meragukan akan masa yang akan datang tersebut karena Allah sendiri telah memberikan kesaksian tentang hari atau zaman yang akan datang tersebut.
Zaman ini memang belum dapat dikatakan secara lengkap saat ini karena memang waktunya dan masanya belum tepat. Tetapi dari ketiga kitab Injil yang membahas mengenai Kerajaan Allah dan zaman yang akan datang itu merupakan suatu kebenaran yang tidak perlu diragukan.18
Aspek soteriologis Kerajaan Allah
Dalam Matius 4:17 juga Markus 1:15 berita Kerajaan Allah dikaitkan secara langsung dengan kata perintah bertobatlah. Tetapi, selain kata perintah bertobat ada juga kata perintah lainnya yang ditulis oleh kitab Injil yaitu kata Percayalah. Kedua kata tersebut merupakan kebutuhan dasar dalam hidup manusia dalam hal manusia yang berdosa, dan membutuhkan yang namanya penebusan.
Tetapi, di sisi lain Kerajaan Allah hadir kedalam dunia ini untuk menaklukkan kerajaan setan, yang adalah musuh-musuhNya sendiri yaitu dosa, iblis dan maut yang dikalahkan melalui Yesus Kristus.
Dapat dipahami bahwa kerjaan Allah hadir ke dalam dunia untuk membawa penyelamatan kepada umat Allah yang berdosa. Ini adalah kabar sukacita bahwa siapapun yang berdosa dan berada di bawah kuasa dosa yaitu dibawah kuasa Iblis akan menemukan jalan keselamatan yang bukan dikerjakan oleh manusia melainkan semua itu pemberian Allah melalui Kristus.
Jadi kerajaan Allah bukan hanya untuk memerangi atau melawan kuasa iblis tetapi juga untuk menyelamatkan umat kepunyaannya yang menjadi tawanan iblis dan dibawah kuasa dosa.19
Kerajaan Allah yang dibicarakan dalam Injil sinoptik itu memiliki kaitannya dengan misi soteorologi Allah untuk menyelamatkan umatnya yang berdosa. Jadi, Yesus telah menyelesaikan tugasNya untuk menyelamatkan manusia dari dosa dan hal itu akan terwujud secara penuh pada kedatanganNya yang kedua kali untuk menjemput umatNya. Yakni manusia yang telah diselamatkan dari dosa mereka melalui pengorbananNya di kasih salib. 20
Aspek eklesiologi Kerajaan Allah
Kata Ekklesia berasal dari bahasa Yunani yang artinya Jemaat atau gereja. Dan berakhiran dengan kata logia yang berarti perkataan, pengetahuan atau logika. Jadi kata dari eklesiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang konstruksi dari gereja atau komunitas masyarakat Kristen yang memandang orang-orang percaya menjadi anggota masyarakat tersebut. Baik itu anggota Gereja Kristen dalam cakupan luas ataupun dalam komunitas Kristen yang berada di beberapa tempat yang terpisah dan mereka diatur menurut bentuk internal dan kedisiplinan.21
Kehadiran Kerajaan Allah dalam dunia yang diberitakan oleh kitab Injil sebenarnya Allah hendak membangun dan mendirikan jemaatNya. Hal ini adalah salah satu tindakan yang dilakukan oleh Allah bagi umatNya dalam melakukan penebusan melalui Kristus di mana Kerajaan Allah menciptakan gereja dan bekerja melalui gereja di dunia ini.
Gereja yang didirikan oleh kerajaan Allah itu merupakan persekutuan murid-murid yang telah menerima kehidupan kekal dari kerajaan itu, yang kemudian diberikan tanggung jawab untuk memberitakan Kerajaan Allah itu kepada seluruh umat. Kerajaan Allah bukan didirikan oleh manusia, tetapi manusia dapat memberitakan Kerajaan Allah itu kepada sesamanya. Gereja bukanlah Kerajaan Allah Tetapi alat dari Allah untuk memberitakan Kerajaan Allah.22
Aspek moral etis Kerajaan Allah
Menurut Samuel Hakh menyatakan bahwa kehadiran kerajaan sorga sebagai suatu realitas dalam kehidupan manusia itu memiliki dimensi etis sebagai orang yang bertemu dengan kerajaan itu. Jadi sebenarnya Bahwa Kerajaan Allah itu memiliki nilai-nilai etis atau moral yang dapat mengatur cara hidup warga kerajaan tersebut. Jadi dari aspek moral dan etis tersebut memberikan pilihan kepada manusia apakah akan hidup sebagai warga Kerajaan Allah atau menolak untuk menerima Kerajaan Allah tersebut.
Aspek mengenai moral dan etis dalam kitab Injil sinoptik dijelaskan dalam Matius 5 dan Lukas 6. Dalam Matius 5:20 mengatakan bahwa aku berkata kepadamu jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, Sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam kerajaan sorga. Jadi jelas bahwa untuk masuk ke dalam kerajaan Allah itu harus memenuhi syarat dan ketentuan serta etis dan moral.23
Eldon mengatakan bahwa seruan Yesus mengenai bertobatlah sebab Kerajaan sorga sudah dekat, memiliki arti bahwa berbalik atau mengubah jalan hidup, mengubah arah yang salah, melalui tindakan dan mengikuti keputusan yang disampaikan oleh kerajaan Allah. Jadi membuka hati untuk menerima Kerajaan Allah itu akan membawa suatu kehidupan yang mengikuti aturan kerajaan tersebut.24
Peranan Yesus dalam kerajaan Allah
Berita tentang kerajaan Allah yang diceritakan dalam Injil sinoptik itu dapat dikaitkan dengan kedatangan sang Mesias yang akan membawa kemenangan bagi kerajaan dunia. Kerajaan Allah itu dikerjakan oleh Yesus Kristus dan juga memproklamirkan kerajaan itu Lukas 4:43 dan Lukas 11:20.
Dalam pekerjaan Yesus untuk meluaskan Kerajaan Allah, Yesus memulai dari murid-muridNya hingga kepada masa dimana gereja muncul sebagai persekutuan orang-orang yang menerimaNya sebagai juruselamatnya. Yesus juga menjelaskan bahwa misi dari gereja adalah untuk memberitakan Kerajaan Allah, dan akan digenapi dalam nubuatan tentang kedatanganNya yang kedua kali. Pada saat itu juga orang orang berdosa dan juga iblis serta dosa dan maut akan dimusnahkan Nya.25
Jadi Yesus dalam menggenapkan seluruh nubuatan tentang kerajaan Allah itu dimulai dari kehadiran Kerajaan Allah melalui kedatanganNya sendiri ke dalam dunia ini. Misi Kerajaan Allah telah dan diteruskan kepada murid-muridNya melalui komunitas gereja dan dalam hal ini Gereja bertanggung jawab untuk meneruskan misi tersebut dan menghadirkan kerajaan itu secara sempurna dan akan dipenuhi setelah kedatanganNya yang kedua kali pada masa yang akan datang.
Kerajaan Allah di Era Digital.
Perkembangan dunia yang terjadi dengan sangat cepat, terutama dalam bidang media dan informasi saat ini memerlukan terjemahan ulang untuk misioligi dan ekklesiologi dalam mewujudkan Kerajaan Allah.
Dapat dikatakan, hampir setiap hari kita menemukan perubahan perubahan terjadi dalam media cetak, elektronik, telekomunikasi, teknologi dan informasi. Akibat perubahan dan perkembangan media ini, memiliki baik dampak negatif maupun positif yang telah dirasakan dalam hidup masyarakat modern.
Salah satu perkembangan media yang membuat kemudahan dan keuntungan bagi manusia, misalnya penggunaan media telekomunikasi yang kita sebut HP (handphone). Hampir setiap orang mempunyai media ini dengan berbagai merek.
Dengan adanya handphone ini membuat manusia dapat dengan mudah berkomunikasi kapan saja, ke mana saja, dan kepada siapa saja yang banyak mengandung resiko dan konsekuensi. Handphone telah membuat perubahan besar bagi manusia baik terhadap gaya maupun cara hidup. Orang modern sekarang ini selalu didampingi oleh media ini. Hari-hari tanpa HP rasanya dunia ini sepi. Sehingga bisa dikatakan hidup kedua dari manusia ditentukan dan tergantung dari HP. Semua segi dijembatani dan dimotori oleh media HP sebagai akses pelayanan kepada dunia. Apabila kita membiarkan pengaruh media HP terus masuk dan menguasai hidup kita, maka akan menumbuhkan suatu persoalan yang besar bagi segmen hidup manusia, dalam hal ini kehidupan sehari-hari manusia.
Selain itu juga yang lebih berkembang dan berpengaruh dalam kehidupan masyarakat adalah internet. Kita sebagai orang-orang yang hidup di dunia modern ini, untuk menghadapi perkembangan media yang begitu cepat dan begitu canggih, perlu sekali penguasaan iptek dalam media dan informatika. Apabila kita dapat menguasainya dengan baik, maka alat media ini membantu kita dalam karya dan tugas kerasulan di bidang pewartaan. Dengan kata lain, kerasulan media saat ini menjadi wahana yang paling canggih dalam membantu Gereja membawa keselamatan kepada manusia.
Berbagai macam media seperti pers, film, radio, televisi, komputer, dan alat-alat lain sejenisnya merupakan penemuan teknolgi yang menakjubkan dewasa ini. Multi media itu memberikan dan mengomunikasikan tanpa batas berita, gagasan, informasi dengan kecepatan yang luar biasa dalam kehidupan manusia. Maka karya kerasulan komunikasi sosial dalam Gereja sangat dibutuhkan bagi perkembangan Gereja di zaman ini.
Gereja handaknya akrab dengan budaya informatika seperti faksimile, internet, sms, chatting, yang tumbuh dan berkembang di masyarakat luas. Namun Gereja juga bisa membentengi diri dan menyaring media canggih ini. Sebab sisi keuntugannnya adalah membantu Gereja, tapi sisi kerugiannya membuat moral, etika, estetika dalam kehidupan terancam hancur.
Perkembangan media komunikasi yang begitu cepat dan hebat itu perlu difilter atau disaring dengan berbagai cara.
Tujuan utama dari alat-alat komunikasi sosial itu sebaiknya membawa manusia pada komunikasi yang utuh dan bebas yang meyuarakan kedamaian dan keadilan sehingga membentuk manusia yang mempunyai kemauan baik dan cinta kasih yang nampak dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan kata lain alat media komunikasi tidak meyebabkan dekomunikasi melainkan komunikasi. Maka pencarian kebenaran bagi orang lain dapat dikomunikasikan dan ditransformsikan lewat media yang diciptakan oleh manusia dengan kreatif sebagai penemuan yang inovatif untuk membawa manusia kepada kemanuasiaan yang dicitrakan oleh Allah. Maka marilah kita mencontoh komunikator utama yaitu Yesus Kristus yang memberikan keselamatan bagi manusia.
Pdt. Dr. Martin Sinaga, dosen STT Jakarta dan STF Driyarkara, yang membedah subtema Konsultasi Nasional ( KONAS ) VII Gereja dan Komunikasi yang dilaksanakan pada 27-30 September 2016 di Gereja Kristen Perjanjian Baru (GKPB) Fajar Pengharapan, Jln. Pasirkoja No. 58, Bandung.
Dengan mengusung judul “Berteologi dalam Konteks Guttenberg ke Google”, Pdt. Martin memaparkan bahwa kita sedang berada dalam kondisi tsunami digital. Dampak paling terasa dari tsunami digital adalah hilang otensitas manusia. 26
Hilangnya otensitas inilah yang menjadi asal mula munculnya persoalan-persoalan masyarakat seperti intoleransi, ketidakadilan, dsb. Dalam konteks inilah, Martin Sinaga mengajak Gereja untuk berteologi dan menemukan kembali perannya. Ia mengajak gereja-gereja untuk berkomunikasi secara transkarnational “Christ Has No Body” yang dikutip dari doa Teresa dari Avila oleh Meredith Gould: Christ has no online presence but yours, no blog, no Facebook page but yours. Yours are the tweets through which love touches this world, yours are the post through which the Gospel is shared, yours are the updates through which hope is revealed. Christ has no online presence but yours, no blog, no Facebook page but yours. ( Translate : Kristus tidak memiliki kehadiran online selain Anda, tidak ada blog, tidak ada halaman Facebook selain milik Anda. Tweet Anda adalah twit-twit yang melaluinya kasih menyentuh dunia ini, unggahan Anda adalah unggahan Injil yang dibagikan, twitter Anda adalah pembaruan yang melaluinya pengharapan terungkap. Kristus tidak memiliki kehadiran online selain Anda, tidak ada blog, tidak ada halaman Facebook selain milik Anda ).
Media Warta Gereja “Membangun Kerajaan Allah di Era Digital”
Menyikapi secara konkrit pergumulan untuk “Membangun Kerajaan Allah di Era Digital”, Penulis terbeban untuk mengambil bagian dalam misiologi gereja dalam kontek era milenial ini dengan mengembangkan media online dengan beberapa website yang diberi domain warta-gereja.com, warta-gereja.online dan warta-gereja.biz.id serta tokogereja.com
Visi dari pendirian media online tersebut adalah menjadi sarana bagi warga gereja dimanapun berada untuk berpartisipasi menjadi PEWARTA (JURNALIS) yang akan memberikan unggahan informasi terkait dengan aksi aksi kepeduli terhadap sesama. Warga Gereja harus terlibat dalam empat persoalan besar kebangsaan dewasa ini, yakni kerusakan lingkungan, ketidakadilan, persoalan intoleransi dan kemiskinan. Keempat persoalan ini perlu dikaitkan dengan pemanfaatan teknologi digital untuk mewujudkan Kerajaan Allah.
Dengan Media Online Warta Gereja diharapkan dapat membina spiritualitas, pengetahuan kognitif terkait teologi dan segala macam etika dan ajaran kekristenan yang hadir secara terus menerus dalam informasi informasi aktual yang diperlukan untuk memberi kesadaran jemaat akan Tri Tugas Panggilan Gereja yaitu Diakonia, Marturia dan Koinonia.
(Dharma Leksana, S.Th., M.Si. – Pekerja Pers dan Media Online )
Catatan Kaki :
1 George Eldon Ladd, Injil Kerajaan Allah : The Gospel Of The Kingdom (Bandung: Kalam Hidup, 2019). Hal. 9
2 Santoso, “Konsep Kerajaan Allah Menurut Yesus,” Antusias 2 (2013).
3 Iswara Rintis, Sepuluh Ajaran Yang Keliru Tentang Kasih (Yogyakarta: Andi, 2018).
4 George Eldon Ladd, Injil Kerajaan Allah : The Gospel Of The Kingdom. Hal 13
5 Wisantoso, “Korelasi Konsep Kerajaan Allah Dan Pemuridan Dalam Injil Matius Bagi Pemuridan Masa Kini,” Teologi dan Pelayanan 3 (2019). Hal 19
6 George Eldon Ladd, Injil Kerajaan Allah : The Gospel Of The Kingdom. Hal 27 daripada orang-orang Farisi. Oleh karena itu, Allah menuntut mereka untuk bertobat dan ini merupakan hal yang sangat penting.
7 Wisantoso, “Korelasi Konsep Kerajaan Allah Dan Pemuridan Dalam Injil Matius Bagi Pemuridan Masa Kini.”
8 Santoso, “Konsep Kerajaan Allah Menurut Yesus.”
9.John Drane, Memahami Perjanjian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005).Hal. 53
10 Witness Lee, Pelajaran -Hayat Markus (Jogjakarta: Kanisius, 2019). Berita Ke 4 dan tidak berdaya menghadapi kehadiran Yesus dengan kata lain tidak mampu melawan Kerajaan Allah tersebut.
11 Santoso, “Konsep Kerajaan Allah Menurut Yesus.”
12 George Eldon Ladd, Injil Kerajaan Allah : The Gospel Of The Kingdom.
13 R Panggarra, “Kerajaan Allah Menurut Injil Sinoptik,” Jaffray 1 (2013).
14 Josua Marsoni Simanjutak, “Pentingnya Memahami Kepemimpinan Menurut Lukas,” Teologi dan Pendidikan Kristen 1 (1) (2021).
15 R Panggarra, “Kerajaan Allah Menurut Injil Sinoptik.”
16 George Eldon Ladd, Injil Kerajaan Allah : The Gospel Of The Kingdom.
17 Herry Jeuke Nofrie Korengkeng, “Konsep Pengampunan Menurut Matius 18:21-35 Dan Impikasinya Bagi Gereja Masa Kini,” HUPERETES 2 No. 4 (2020).
18 George Eldon, “Injil Kerajaan,” Yayasan Penerbit Gandum Mas 2(1) (1994).
19 R Panggarra, “Kerajaan Allah Menurut Injil Sinoptik.”
20 Ibid.
21 Fransiskus Irwan Widjaya Selvyen Sophia, “Studi Tentang Tugas Tanggung Jawab Gereja Serta Implikasinya Terhadap Pelayanan Misi Dan Penginjilan Di Kota Batam,” Real Didache 4. No. 2 S (2019).
22 Wisantoso, “Korelasi Konsep Kerajaan Allah Dan Pemuridan Dalam Injil Matius Bagi Pemuridan Masa Kini.”
23 R Panggarra, “Kerajaan Allah Menurut Injil Sinoptik.”
24 Santoso, “Konsep Kerajaan Allah Menurut Yesus.”
25 Ibid.26.https://pgi.or.id/gereja-di-era-digital-pembukaan-konsultasi-nasional-gereja-dan-komunikasi-vii/